Discrete Continuous E Learning Romizofsky Synchronous Vs Asynchronous E Learning
Pelatihan online synchronous dan asynchronous menjadi solusi dan mempunyai banyak kelebihan dalam pelaksanaannya. Kondisi pandemi Covid-19 yang terjadi pada beberapa tahun ke belakang menjadi bukti adanya transisi perilaku manusia secara signifikan. Keterbatasan ruang gerak menjadikan manusia tak kehabisan ide. Mereka terus beradaptasi, termasuk dalam pembelajaran dan pelatihan. Adanya pandemi Covid-19 membuat orang terkarantina. Mereka tak bisa beraktivitas seperti biasa. Dalam dunia perkantoran, muncul adanya konsep bekerja dari rumah atauwork from home (WFH). Pada dunia pendidikan, proses belajar sekolah dijalankan dengan pembelajaran jarak jauh (misalnya online melalui virtual classroom) atau biasa dikenal dengan blended learning. Istilah yang mungkin Anda sering dengar. Perubahan-perubahan adaptasi kebiasaan tersebut didukung langsung dengan teknologi dan informasi yang mengalami kemajuan. Penerapanblended learning adalah pembelajaran campuran yang menggabungkan strategi tatap muka di ruang kelas dan pembelajaran jarak jauh atau pembelajaran daring (online). Proses belajar ini dilakukan dengan cara inovatif digunakan untuk meningkatkan keberhasilan peserta didik dalam pelatihan. Blended learning dilakukan secara jarak jauh. Dalamblended learning terdapat dua cara pembelajaran, yaknisynchronousdan asynchronous.Synchronous adalah pembelajaran yang berpedoman pada jadwal atau kerangka waktu pelajaran. Peserta didik dapat mengakses materi maupun tugas dalam kurun waktu tertentu. Sedangkan asynchronous memiliki waktu yang lebih fleksibel. Perbedaan Synchronous dan Asynchronous Learning Pada dasarnyasynchronous maupunasynchronous merupakan bagian dari metode pembelajaran untuk mentransfer ilmu atau informasi. Keduanya merupakan pembelajaran daring (online). Kendati sama-sama dikerjakan secara jarak jauh, terdapat perbedaan di antara keduanya khususnya pada media pembelajaran yang digunakan dan sinkronisasi waktu. Synchronous learning atau juga synchronous E-learning adalah pembelajaran yang penyelenggaraannya dilakukan pada waktu yang terjadwal. Pembelajaran daring ini dilakukan dengan komunikasi langsung. Media pembelajaran yang digunakan meliputi video call, virtual meeting, chatting, dan lain-lain. Hal ini memungkinkan peserta didik dan pemateri memiliki interaksi dalam waktu bersamaan. Saat synchronous e-learning menjadi wadah untuk mempertemukan peserta didik dan pemateri dalam satu ruang diskusi. Biasanya kelas dilakukan dalam sesi-sesi tertentu dan cenderung mengikat karena telah terjadwal. Sementaraasynchronous learning atau asynchronous e-learning adalah pembelajaran yang dilakukan secara daring, tetapi pemateri dan peserta pelatihan tidak dapat saling berkomunikasi secara langsung. Dalam hal ini peserta pelatihan melakukan belajar secara mandiri dengan tugas dan materi yang bisa diakses sendiri tanpa kehadiran pemateri. Asynchronous tidak terikat oleh jadwal pelatihan. Dengan begitu peserta memiliki waktu leluasa untuk mengakses materi pelatihan yang disediakan. Pembelajaran secara asynchronous ini bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja. foto: Unsplash/ Bench Accounting Penerapan pembelajaran secara synchronous dan asynchronous menjadi masih folakukan dalam beberapa tahun ke belakang. Kemajuan teknologi dan pengembangan kapasitas manusia selaras dengan kemunculan inovasi-inovasi baru di bidang pendidikan. Pembelajaran jarak jauh turut mengubah tataran kebiasaan baru di dunia pendidikan dan kerja selama pandemi COVID-19. Ternyata penerapan pembelajaran jarak jauh secara synchronous danasynchronous memberikan banyak keuntungan baik bagi peserta didik maupun penyedia pelatihan. Oleh karena itu synchronous dan asynchronous e-learning sangat disarankan. Berikut beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dari penerapan synchronous danasynchronous learning: Pembelajaran daring, bukan berarti meniadakan interaksi. Sebagai makhluk sosial, manusia tentu membutuhkan adanya interaksi dengan sesamanya. Meskipun pembelajaran dilakukan berjarak, dengan metode pembelajaran synchronous danasynchronous, tercipta lingkungan belajar yang mendukung pembelajaran dan pengajaran yang menawarkan berbagai cara untuk berinteraksi, kemampuan untuk berkolaborasi serta mengajukan pertanyaan secara real-time antara peserta dan pemateri melalui teknologi pembelajaransynchronous. Adapun media atau jenis teknologionline yang digunakan dalam metode pembelajaran synchronous antara lain: video konferensi, virtual meeting, model pembelajaran interaktif, dan diskusi melalui telepon. Baca Juga: Apa itu LMS dan Manfaatnya Bagi Peningkatan Produktivitas Karyawan Selain konferensi video,virtual meeting, telepon, contoh lain dari jenis penerapan pembelajaran synchronous dan asynchronous adalah meletakkan pada karakteristik peserta pelatihan. Studi menunjukkan bahwa semakin tinggi pelajar merasakan tingkat kolaborasi semakin puas mereka dengan e-learning secara keseluruhan (Diaz & Entonado, 2009; Er et al., 2009). Hal tersebut terjadi di lingkungan kelas tradisional dan online, interaksi dan kolaborasi menjadi faktor utama dalam keberhasilan hasil belajar. Dengan adanya penerapansynchronous danasynchronous mampu memudahkan pemateri maupun peserta pelatihan untuk menentukan waktu belajarnya. Ketika penyelenggara pelatihan lebih mengedepankan momen belajar mandiri lewat asynchronous, maka peserta akan lebih leluasa mengikuti pelatihan. Melakukan pelatihan secara daring sama halnya mampu menghemat biaya pelatihan. Mengapa demikian? Tentu, pelatihan ini tidak membutuhkan sewa gedung atau tempat karena bisa dilakukan di mana saja, termasuk di rumah. Sementara penyelenggara pelatihan juga bisa memangkas biaya makan untuk setiap pertemuannya. Selain itu, waktu pembelajaran atau paket pelajaran bisa dikemas dengan kurikulum yang padat dan efisien. Penyelenggara biasanya telah memiliki kurikulum yang menyesuaikan dengan peserta pelatihannya. Materi yang disampaikan pun dikemas secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran. Jika sebelumnya, kesibukan kerap menjadi kendala untuk mengikuti pelatihan. Dengan adanyasynchronous danasynchronous learning, kini peserta pelatihan bisa mengikuti pembelajaran yang menyesuaikan dengan jadwal kesibukannya. Penerapansynchronous danasynchronous e-learning secara tidak langsung mampu mendukung inovasi-inovasi muncul dalam bidang teknologi informasi. Pasalnya, pembelajaran dilakukan secara virtual dan melibatkan banyak sistem bekerja dalam sistem pelatihan. Mau tak mau, penyelenggara pelatihan akan terus membuat sistem atau aplikasi yang user friendly untuk pesertanya. Dengan adanya kemajuan teknologi informasi di bidang pelatihan, tentu dari segi peserta akan merasa terbantu atau dimudahkan. Setelah mengetahui konsepsynchronous asynchronous learning, lalu bagaimana langkah mewujudkan pelatihan efektif antara keduanya? Lingkungan pelatihan yanghybrid (penggabungan antarasynchronous danasynchronous) bisa terwujud dengan adanya fasilitator. Penyelenggaraan pelatihan hybrid ini memungkinkan adanya berbagai masalah yang kompleks. Memiliki mitra untuk mendukung kelancaran pelatihan adalah nomor satu untuk memastikan sesi berjalan sukses. Ketika pembelajaran daring (synchronous) berlangsung, maka sebaiknya ada rekan yang juga ikut memantau peserta pelatihan. Jika pemateri sedang menjalankan pelatihan, tugas co-fasilitator adalah membantu melihat ruang kelas. Idealnya, ini akan dilakukan sebelum sesi sehingga dapat mempersiapkan diri bersama fasilitator. Selanjutnya, memastikan tujuan sesi, rencana, isi dan latihan tetap pada koridornya. Co-fasilitator juga membantu membuat interaksi dan komunikasi yang antara pemateri dan peserta pelatihan. Dalam keadaan darurat, penyelenggara dapat meminta seorang peserta untuk mengambil peran sebagai fasilitator kedua. Peran lain yang bisa dilakukan fasilitator adalah time keeper, memastikan pelatihan sesuai dengan durasi penyelenggaraan. Meskipun dilakukan secara online, penyelenggara pelatihan tetap bisa mengaktifkan keterlibatan peserta sehingga pelatihan tidak sekadar menyediakan materi. Justru, pelatihan memberikan peluang penting bagi orang-orang untuk saling terhubung tanpa sekat. Penyelenggara bisa memantik diskusi untuk peserta pelatihan dengan membentuk kelompok-kelompok kecil. Kelompok tersebut juga dilibatkan dengan adanya tugas-tugas yang membutuhkan kerjasama antarpeserta. Waktu sangat berharga dan selalu sulit untuk mengumpulkan orang pada waktu yang sama, apalagi tempat. Manfaatkan pelatihan dengansynchronous learning untuk meninjau konten atau materi pelatihan dan mempertimbangkan apa yang dapat ditawarkan kepada semua peserta. Ketika pembelajaranasynchronous, penyelenggara telah memberikan materi untuk dipelajari secara mandiri oleh peserta. Dengan begitu, ketika pembelajaranasynchronous dijalankan, maka penyelenggara harus mampu mendapatkan umpan balik dari peserta terkait apa yang telah dipelajari. Umpan balik tersebut menjadi penting untuk evaluasi pelatihan sekaligus masukan untuk peningkatan penyelenggaraan pelatihan. Pendekatan lain yang bisa dilakukan untuk mewujudkan pembelajaran campuran adalah menggunakan media pembelajaran yang menarik. Penyelenggara harus piawai menyediakan materi yang interaktif dan membangkitkan ketertarikan dengan peserta pelatihan. Contohnya pembelajaran atau penyampaian materi dengan video pendek, infografis, hingga studi kasus. Pelatihan atau fasilitasi dalam lingkungan campuran jelas merupakan tantangan, tetapi dengan beberapa perencanaan ke depan, integrasi yang disengaja antara pelatihansynchronous danasynchronous akan dapat memberikan pengalaman yang memenuhi kebutuhan, preferensi, dan konteks pembelajaran. Penerapan atau praktik terbaik dalam penerapan pembelajaran asynchronous dan synchronous adalah mempunyai jadwal terstruktur. Jadwal tersebut memudahkan penyelenggara untuk mengatur kapan peserta pelatihan mengikuti pembelajaransynchronous dan asynchronous. Penguatan positif bukan hanya tentang melatih sekelompok orang dewasa untuk menyukai sesuatu yang tidak mereka minati, melainkan tentang berinvestasi secara proaktif dalam pengembangan dan pencapaian profesional peserta. Bahkan adanya pengakuan akan sering mendorong pembelajar semakin maju. Sesering mungkin memberikan penghargaan yang terukur untuk keterlibatan dan partisipasi peserta, maka akan membantu membuat pelatihan menarik, memotivasi, dan bermanfaat bagi semua orang yang terlibat. Dalam pelatihan diperlukan diversifikasi pengalaman belajar akan memberi peluang baru untuk berkembang. Ke depan juga akan memungkinkan menemukan strategi baru untuk memfasilitasi pelatihan yang sukses dalam prosesnya. Setelah mengetahui konsepsynchronous asynchronous learning, lalu bagaimana langkah mewujudkan pelatihan efektif antara keduanya? Jika ingin merencanakan pelatihan dengan mumpuni, tak perlu khawatir. Kini RuangKerja telah memiliki pelatihan yang mendukung suksesnya penerapan synchronous dan asynchronous learning di perusahaan Anda. Karena RuangKerja dilengkapi dengan fitur-fitur berikut: Berbagai perusahaan telah bergabung dengan RuangKerja, kini giliran Anda! Tunggu apalagi? Sumber: Scheiderer, Juliana. 2020. What's the Difference Between Asynchronous and Synchronous Learning? [online]. Link: https://online.osu.edu/resources/learn/whats-difference-between-asynchronous-and-synchronous-learning (Accessed: 19 November 2021). Pappas, Christopher. 2015. Synchronous vs Asynchronous Learning: Can You Tell the Difference? [online]. Link: https://elearningindustry.com/synchronous-vs-asynchronous-learning-can-you-tell-the-difference (Accessed: 19 November 2021). Higley. Michael. 2013. Benefits of Synchronous and Asynchronous e-Learning [online]. Link: https://elearningindustry.com/benefits-of-synchronous-and-asynchronous-e-learning (Accessed: 19 November 2021). Boyd, Dr Tanya. 2021. How To Deliver Effective Training in a Hybrid Environment [online]. Link:https://trainingindustry.com/articles/e-learning/how-to-deliver-effective-training-in-a-hybrid-environment/ (Accessed: 19 November 2021). Khouri, Chris. 2021. 5 Best Practices for Engaging Learners in a Hybrid Environment [online]. Link: https://trainingindustry.com/articles/strategy-alignment-and-planning/5-best-practices-for-engaging-learners-in-a-hybrid-environment-spon-allencomm/ (Accessed: 19 November 2021). Diaz, L. A., & Entonado, F. B. (2009). Are the functions of teachers in e-learning and face-to-face learning environments really different? Educational Technology & Society, 12(4), pp. 331-343. Retrieved from http://proxy1.ncu.edu/login?url=http://search.ebscohost.com/login.aspx?direct=true&db=ehh&AN=44785119&site=eds-live 7 Keuntungan Menerapkan Synchronous dan Asynchronous dalam Pelatihan Jarak Jauh (eLearning)
Penerapan synchronous dan asynchronous learning mampu meningkatkan interaksi meskipun virtual
Tetap meningkatkan keterlibatan peserta pelatihan
Waktu pembelajaran yang fleksibel
Biaya pelatihan cenderung lebih hemat
Pelatihan lebih efektif dan efisien
Bisa mengikuti pelatihan lebih dari satu dalam waktu bersamaan
Ikut mengembangkan inovasi di bidang teknologi
Langkah-langkah Menciptakan Pelatihan Efektif secara Hybrid
Libatkan lebih dari satu fasilitator untuk mengenali peserta pelatihan
Bagi peserta pelatihan dalam kelompok-kelompok kecil untuk mengaktifkan partisipasi
Manfaatkan waktu dengan sebaik mungkin
Gunakan media pembelajaran yang kreatif dan inovatif
Gunakan jadwal yang terstruktur
Berikan penguatan positif
Dorong eksplorasi
Source: https://www.ruangkerja.id/blog/kenali-pelatihan-online-synchronous-dan-asynchronous-learning-serupa-tapi-tak-sama
0 Response to "Discrete Continuous E Learning Romizofsky Synchronous Vs Asynchronous E Learning"
Enviar um comentário